Adab Membaca al-Quran

Secara mudahnya, kita bahagikan adab terhadap Al-Quran kepada dua bahagian iaitu adab secara umum dan adab secara khusus.





Adab Secara Khusus
1. Niat baik (Lillahi ta'ala)
Di dalam kitab hadith Arbain (Imam An-Nawawi), hadith pertama yang dibahaskan adalah berkaitan dengan niat. Ini kerana dalam ibadah seharian yang kita lakukan pastinya dimulakan dengan niat. Ketika membaca Al-Quran juga begitu. Janganlah kita meninggikan suara semata-mata mengharap agar orang lain mendengar dan memuji kita.

2. Toharatul jasad (membersihkan jasad)
Membersihkan diri ini salah satunya adalah dengan berwudhuk. Pakailah pakaian yang menutup aurat dan selesa.

3. Fokus terhadap Al-Quran
Seketika masa kita untuk membaca Al-Quran, tumpukan sepenuh masa tersebut dengan sebaiknya. Antara yang dicadangkan adalah untuk di-silent-kan telefon bimbin buat seketika. Janganlah sibuk menunggu dan membalas mesej ketika masa bersama Al-Quran.

Adab Secara Umum
1. Tilawah (membaca)
“Sesiapa membaca sehuruf dari Al-Qur’an maka untuknya satu kebajikan, dan setiap kebajikan digandakan sepuluh kali. Aku tidak berkata Alif-Lam-Mim itu satu huruf, tetapi Alif adalah huruf, Lam adalah huruf dan Mim adalah huruf.”
(HR At-Tirmidzi)

“Mereka yang membaca Al-Qur’an dan dia mahir didalamnya maka ia bersama para malaikat pencatit yang mulia. Mereka yang membaca Al-Qur’an sedangkan ia tidak lancar bacaannya dan payah baginya untuk membaca maka untuknya dua pahala.”
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

Daripada Abi Musa al-Ash'ari, beliau berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Perumpamaan orang mukmin yang membaca al-Quran adalah seperti al-utrunjah, baunya harum rasanya enak, manakala perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca al-Quran adalah seperti buah kurma, tiada bau tetapi rasanya manis.
(HR At-Tirmidzi)

2. Hifzuhu (menghafal)
Barang siapa yang didalam rongga tubuhnya tidak ada sedikitpun Al-Quran, tak ubahnya bagaikan rumah yang bobrok (ditinggalkan/tidak berpenghuni).
(HR. At-Tirmidzi)

Dari hadits Abu Musa ra, beliau berkata : Bahwa Nabi saw bersabda : “ Jagalah Al-Quran, Demi Dzat yang mana jiwaku berada didalam genggaman-Nya, sesungguhnya Al-Quran sangat mudah lepas daripada seekor unta yang berada dalam ikatannya “
(HR Al-Bukhari)

Ibnu Umar ra telah meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda : “ Sesungguhnya pemisalan seorang penyandang (penghafal) Al-Quran bagaikan pemilik unta yang lagi terikat. Apabila dia memperhatikannya baik-baik tentu dia akan memegangnya dengan erat namun apabila dia melepaskannya maka unta tersebut akan lari darinya “
(HR Al-Bukhari dan Muslim)

3. Belajar dan Mengajarkan
“Sebaik-baik kamu adalah yang mempelajari Al-Quran dan mengajarnya”
(HR Bukhari)

Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya
(QS Ali-Imran:79)
*(Huraian Ustaz: Mengajar supaya ingin belajar)

4. Tadabbur
Dari Abu Sa’id, “Ada seseorang mendengar orang lain membaca surah al-Ikhlas dan dia mengulang-ulangnya. Ketika waktu pagi tiba, dia ceritakan hal itu kepada Nabi saw.. Seolah-olah laki-laki itu merasa kurang puas dengan satu kali baca. Maka Nabi pun bersabda, “Demi jiwaku yang berada dalam genggaman-Nya. Surah itu sama dengan sepertiga Al-Qur’an.”
(HR Al-Bukhari)

5. Mengamalkan
Orang-orang yang telah Kami berikan Al-Kitab kepadanya, mereka membacanya dengan ‘haqqa tilawah’ mereka itulah orang-orang yang beriman kepadanya. Dan barang siapa yang ingkar kepadanya, maka mereka itulah orang-orang yang merugi.”
(QS Al Baqarah:121)
*(Huraian Ustaz: Yang dimaksudkan dengan haqqa tilawah tersebut adalah melaksanakan dengan sebenar-benarnya. Tilawah pada ayat tersebut bererti melaksanakan).

Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “kerana kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran”
(HR Al Hakim, Imam Ahmad dan Ad-Darimi)

0 comments: